Super Excellent Network Bersama Meraih Kebebasan Finansial Yang Sebenarnya

Selasa, 08 Oktober 2013

Skybee Kaji Seluruh Peluang Bisnis Perseroan

Skybee Kaji Seluruh Peluang Bisnis Perseroan


Skybee Kaji Seluruh Peluang Bisnis Perseroan

Posted: 08 Oct 2013 11:15 AM PDT

Good Week for ...

Good Week for..

Volume penjualan PT Sierad Produce Tbk (SIPD), emiten pakan ternak, pada periode Juni-September 2013, tercatat sebesar 2.100 ton, naik 40%-75% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1.200 ton-1.500 ton. Menurut direksi perseroan kenaikan tersebut antara lain didukung ekspansi pabrik yang mulai beroperasi pada Mei tahun lalu. Dengan adanya ekspansi pabrik, selain meningkatkan volume penjualan juga meningkatkan kapasitas produksi hingga 2.000 ton per bulan dari kapasitas sebelumnya 600 ton per bulan untuk setiap mesin produksi.

PT Mayora Indah Tbk (MYOR), emiten produsen makanan dan minuman ringan, mencatatkan pertumbuhan profitabilitas tertinggi dibandingkan lima emiten makanan lainnya sepanjang semester I 2013. Hal itu ditunjukkan oleh  margin usaha Mayora yang tercatat naik 384 basis poin pada periode Januari-Juni 2013 menjadi 15,57% secara tahunan. Sedangkan lima emiten lainnya, yaitu PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), PT Siantar Top Tbk (STTP), dan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), mengalami penurunan profitabilitas yang diukur dari margin usaha sepanjang semester I 2013. Kelima emiten makanan itu mengalami penurunan margin usaha berkisar 0,44%-3,64%.

PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA), emiten ban, meraih pinjaman US$ 170 juta dari Overseas Chinese Banking Corporation Ltd dan PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP). Direksi perseroan menyatakan pinjaman tersebut bersuku bunga 4,25% dan tenor delapan tahun. Sekitar  US$ 110 juta dana digunakan untuk membayar utang sindikasi yang akan jatuh tempo pada 2016 dan 2017. Sedangkan US$ 60 juta sisanya dialokasikan untuk mendanai modal kerja dan investasi peningkatan kapasitas produksi pada tahun depan.

PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE), emiten ritel dan distribusi produk seluler, menargetkan pendapatan dari penjualan handset di wilayah Jadebotabek dapat mencapai Rp 2 triliun tahun depan. Untuk mencapai targtet tersebut perseroan menyelesaikan akuisisi 99,9@ saham PT Perdana Mulia Makmur pada 2 Oktober 2013.  Direksi perseroan menyatakan strategi akuisisi tersebut sejalan dengan  target perseroan untuk menaikkan kontribusi pendapatan dari penjualan handset sebesar 30% tahun ini dibandingkan tahun lalu sebesar 10%.

Bad Week for ...

Bad Week for..
PT Timah Tbk (TINS), badan usaha milik negara di sektor pertambangan, merevisi target penjualan timah batangan tahun ini menjadi 23  ribu-25 ribu ton dari proyeksi sebelumnya 29 ribu ton. Eksekutif perusahaan menyatakan revisi dilakukan seiring dengan kewajiban  perdagangan timah di Bursa Berjangka dan Berivatif Indonesia (BKDI) sebelum diekspor. Hingga semester I 2013 penjualan Timah hanya sekitar 11 ribu metrik ton atau masih kurang dari separuh target penjualan.

PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (MREI), perusahaan reasuransi skala besar, berencana mengoreksi target kinerja tahun ini. Menurut direksi perusahaan, revisi target ini kemungkinan dilakukan pada minggu ketiga Oktober 2013. Direksi perusahaan mengatakan rencana revisi target kinerja ini dilakukan setelah melihat hasil capaian pendapatan premi sampai September 2013. Tahun ini Marein menargetkan kendaikan pendapatan premi sebesar 17% menjadi Rp 830 miliar dari tahun lalu Rp 709,4 miliar. 

PT Pertamina (Persero), badan usaha milik negara di sektor minyak dan gas bumi, mencatat kerugian sebesar US$ 223 juta dari penjualan elpiji nonsubsidi berukuran 12 kilogram pada periode Januari-Agustus 2013. Eksekutif perseroan menyatakan kerugian tersebut disebabkan harga jual elpiji nonsubsidi masih jauh di bawah harga keekonomian elpiji. Harga jual elpiji 12 kg saat ini Rp 5.750 per kg dan harga elpiji 50 kg Rp 7.255 per kg. Sementara harga keekonomian elpiji nonsubsidi mencapai Rp 10 ribu-Rp 11 ribu per kg sesuai dengan harga minyak (CP) Aramco.

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), badan  usaha milik negara di sektor transmisi dan distribusi gas bumi, memangkas anggaran belanja modal perseroan tahun ini menjadi US$ 150 juta dari proyeksi sepanjang 2013 sebesar US$ 300 juta. Eksekutif perseroan menyatakan penurunan alokasi belanja modal karnea ada beberapa proyek perseroan yang ditunda pengerjaannya tahun ini, salah satunya adalah pembangunan infrastruktur jalur pipa gas Muara Karang-Muara Bekasi sepanjang 45 kilometer dengan total investasi US$ 87,9 juta. Menurut rencana sisa belanja modal yang tidak terpakai tahun ini akan dialokasikan ulang pada anggaran belanja modal tahun depan. 

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar