Super Excellent Network Bersama Meraih Kebebasan Finansial Yang Sebenarnya

Selasa, 26 November 2013

Prospek Budi Daya Laut Sangat Besar

Prospek Budi Daya Laut Sangat Besar


Prospek Budi Daya Laut Sangat Besar

Posted: 25 Nov 2013 10:52 PM PST

Good Week for ...

Good Week for..
PT Bank UOB Indonesia menargetkan pencapaian aset sebesar Rp 100 triliun pada 2015, tumbuh 48,52% dibanding posisi aset per September 2013 sebesar Rp 67,33 triliun. Peningkatan aset akan dicapai dengan mendorong kinerja perusahaan maupun ekspansi anorganik. Direksi perseroan  memperkirakan
aset perseroan pada akhir tahun ini akan mencapai Rp 68 triliun. Pencapaian aset secara bertahap, pada 2014 mudah-mudahan Rp 80 triliun hingga 2015 mencapai Rp 100 triliun.

PT Budi Starch & Sweetener Tbk (BUDI), emiten kimia, kembali merealisasikan pembelian kembali (buyback) saham sebanyak 14.042.500 lembar saham, senilai total Rp 1,56 miliar. Harga rata-rata per saham yang dibeli kembali oleh Budi Starch sebesar Rp 111,4 per saham. Secara akumulasi, perseroan telah melakukan buyback saham sebanyak 32,56 juta 500 saham atau 0,81% dari jumlah saham yang beredar dan 4,14% saham yang masih dapat dibeli perseroan. Pada semester II 2013, Budi Starch menyiapkan dana sekitar Rp 25 miliar dari saldo laba perusahaan untuk membeli kembali (buyback) saham perusahaan sebanyak-banyaknya 5% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh.

PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), induk usaha perusahaan media,  hingga kuartal III 2013 di atas pertumbuhan laba bersih perusahaan pesaing, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) atau MNC Group. Pertumbuhan pendapatan iklan menjadi pendorong utama pertumbuhan kinerja perseroan pada sembilan bulan pertama tahun ini. Laba bersih Elang Mahkota di kuartal III 2013 naik sebesar 43,75% menjadi Rp 840,19 miliar dari Rp 584,47 miliar di periode sama 2012. Pertumbuhan laba bersih MNC Group hanya 8,77% menjadi Rp 1,27 triliun dari Rp 1,16 triliun di periode sama 2012.

PT Smartfren Tbk (FREN), emiten telekomunikasi, menargetkan pertumbuhan pelanggan data 30% pada 2014. Untuk mencapai target, perseroan akan mendorong pemasaran produk bundling smartphone dengan harga berkisar Rp 1 juta. Pelanggan telekomunikasi seluler di Indonesia tumbuh flat karena jumlah penggunanya telah melebihi total populasi penduduk. Meski begitu, tidak semua pelanggan seluler telah menikmati layanan data.  Saat ini perseroan mencatat total pelanggannya mencapai 12,5 juta, dengan 6 juta pengguna data pada kuartal III ini. Dari total pengguna data, sekitar 4,1 juta adalah pengguna modem dan 2 juta pengguna smartphone. Pada tahun ini perseroan memproyeksikan total pelanggannya mencapai 13-14 juta.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), bank spesialis kredit perumahan, menargetkan pertumbuhan tabungan sebesar 30% pada tahun depan. Pertumbuhan tabungan ini salah satunya akan ditopang oleh meningkatnya jumlah rekening dari segmen pensiunan Prajurit TNI & Polisi. Perseroan bekerja sama dengan PT Asabri (Persero) untuk membayarkan dana pensiun kepada pensiunan. Untuk tahap awal BTN akan melakukan pembayaran pensiunan kepada 16.800 nasabah Asabri. Jumlah ini akan terus meningkat karena jumlah nasabah Asabri yang belum memasuki usia pensiun atau nasabah aktif mencapai 330 ribu. Perseroan mengincar separuh dari jumlah nasabah Asabri atau 165 ribu nasabah. Hingga kuartal III 2013, total dana tabungan BTN tumbuh 27,8% menjadi Rp 22,87 triliun.

PT XL Axiata Tbk (EXCL), emiten telekomunikasi, menganggarkan dana sebesar US$ 20 juta untuk mengembangkan bisnis digital services di tahun depan. Jumlah tersebut naik dari US$ 15 juta dana pengembangan bisnis digital service tahun ini. Ruang lingkup bisnis digital service XL, antara lain layanan mobile advertising, mobile finance atau mobile money, mobile commerce, machine to machine (M2M), dan  cloud service. Hingga kuartal III 2013, layanan VAS berkontribusi kurang dari 6% dari total pendapatan Axis Telekom. Perseroan mengestimasi total belanja modal tahun depan sama dengan capex pada tahun ini, yakni Rp 7 triliun. Jumlah tersebut masih estimasi kasar sebab belum memperhitungkan dampak akuisisi XL terhadap operator lain, PT Axis Telekom Indonesia (Axis).

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menargetkan kontribusi laba dari anak usaha sebesar Rp 2 triliun pada akhir tahun. Pejabat bank mengungkapkan, perseroan akan melakukan pengembangan organisasi dan sinergi antaranak usaha guna memaksimalkan kontribusi. Dalam empat tahun ke depan, kontribusi laba diharapkan mencapai 20%. Hingga kuartal III 2013, lima anak usaha Bank Mandiri membukukan laba bersih sebesar Rp 1,5 triliun atau 11,7% dari total laba bersih perseroan sebanyak Rp 12,8 triliun. Lima anak usaha Bank Mandiri itu adalah PT Bank Syariah Mandiri (BSM), PT Mandiri Sekuritas, PT Bank Sinar Harapan Bali, PT Mandiri Tunas Finance, PT Axa Mandiri Financial Services.

Bad Week for ...

Bad Week for....
PT Panorama Transportasi Tbk (WEHA) mencatat kinerja laba bersih terendah dibandingkan emiten-emiten transportasi darat sejenis seperti PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI), dan PT Cipaganti Cipta Graha Tbk (CPGT) yang rata-rata mencatat pertumbuhan laba bersih antara 8,9% hingga 368%. Hingga kuartal III 2013, Panorama Transportasi membukukan rugi bersih sebesar Rp 1,22 miliar atau negatif dibanding realisasi kinerja pada periode yang sama tahun sebelumnya yang masih memperoleh laba bersih sebesar Rp 3,87 miliar. Pada sembilan bulan pertama 2013 Panorama Transportasi mencatat pendapatan sebesar Rp 167 miliar, meningkat 18,4% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan pendapatan ditopang oleh jasa angkutan penumpang, taksi, jasa angkutan antarkota, jasa perjalanan wisata, tiket pesawat, dan lain-lain.

PT BW Plantation Tbk (BWPT), emiten perkebunan sawit, mengalokasikan belanja modal pada 2014 sebesar Rp 700 miliar, turun 42,8% dibanding anggaran belanja modal tahun ini Rp 1 triliun. Direksi perseroan menyatakan penurunan belanja modal itu terjadi seiring dengan penurunan jumlah luas lahan yang akan diperbaiki. Anggaran belanja modal sebagian dipakai untuk meremajakan lahan yang rusak. Tahun ini luas lahan yang rusak sebesar 65 ribu hektare. Selain itu, dana belanja modal tahun depan juga digunakan untuk perluasan pabrik dan penambahan pabrik di daerah Kalimantan Barat. Fokus utama perseroan tahun depan salah satu di antaranya melakukan ekspansi pabrik baru di daerah Kalimantan Barat dengan investasi Rp 150 miliar berkapasitas produksi 60 ton per jam.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar